“Yank, aku belum beli pembalut
buat bulan ini.” Ucapku saat sedang berbelanja bulanan kepada suamiku.
“Pembalut? Emang kamu mens bulan
ini? Bulan ini kan kamu hamil. Amin” Ucapnya seraya mengingatkanku untuk
program kehamilanku.
“Amin. Tapi kalau aku mens nanti
gimana? Ribet belinya.” Ucapku.
“Kamu harus yakin kalau kamu bulan
ini pasti bakalan hamil. Percaya deh sama aku. Tuhan pasti kasih kita anak
bulan ini. Berserah yank.” Ucap suamiku dengan nada lembutnya yang membuatku
berfikir dan mulai yakin akan apa yang ia katakan. Akupun menuruti sarannya
untuk tidak membeli pembalut.
9 – 11 September 2016 lalu aku
sempat mengalami demam yang cukup tinggi, sekitar 38 – 39 derajat celcius.
Seperti kebiasaan orang Indonesia lainnya, ibuku menyarankan dikerok. Setelah
dikerok hasilnya memang merah, ibuku sempat mengatakan “Mungkin gejala mau
hamil kali..”, aku hanya menjawab “Amin ma..”.
Aku dan suami resmi menikah
semenjak 4 Juni 2016. Tepatnya 3 bulan yang lalu. Sebelum menikah aku memang tidak
pernah memperhatikan siklus menstruasiku, hanya saja yang pasti setiap bulannya
akan mundur 4 tanggal dai bulan sebelumnya. Misalnya bulan Mei 2016 tanggal 6,
maka bulan Juni aku akan mentruasi ditangal 2 Juni, tapi terkadang bisa mundur
atau maju beberapa hari. Hanya setelah menikah aku mulai mencatat siklus
menstruasiku, dikarenakan kami memang ingin langsung program memiliki anak.
Umurku 24 tahun di bulan November
ini.
Demamku segera reda setelah aku
minum antibiotik Sanmol di hari ketiga, karena aku takut tidak bisa masuk
bekerja di hari seninnya. Awalnya aku hanya mengira mungkin kelelahan, karena 2
hari sebelum demam terjadi, aku baru bergabung kembali dengan sanggar Aerobik.
Aku perhatikan panas itu terjadi pada malam hari setelah pulang senam di
tanggal 15 September. Namun keesokan harinya itu berulang, sampai empat hari.
Untunglah di hari kelima suhu tubuhku sudah normal kembali.
Hari – hari berlanjut. Biasanya
setelah aerobik aku tidak akan merasa lapar dan bisa menahan seandainyapun
terasa lapar. Namun kali ini rasa lapar itu seperti tidak bisa tertahankan.
Di bulan September 2016 jadwal
menstruasiku seharusnya jatuh ditanggal 20.
Suamiku melakukan perjalanan dinas
di tanggal tersebut hingga 3 hari kedepan. Aku sempat takut kalau – kalau aku
akan menstruasi saat suamiku di luar kota. Karena aku akan menjadi lebih
sensitive thinking kalau sedang menstruasi. Suamiku hanya mengatakan, “Kamu gak
akan mens kali bulan ini, kan hamil, gimana sih.” Aku hanya menjawabnya dengan
“Amin, semoga aja ada kabar baik pas kamu lagi di Bontang yah.”
Beberapa hari berlalu, tanggal 20
tiba tidak ada tanda – tanda menstruasi yang aku rasakan, hanya ada kram perut
yang kadang aku rasakan sudah beberapa hari lalu.
Tanggal 21 September aku mengalami
gangguan tidur.
Tanggal 22 September aku
memutuskan untuk membeli test pack kehamilan, karena hanya iseng / belum yakin
aku akan hamil maka aku hanya membeli test pack Akurat hargannya hanya Rp
10,500 di apotik.
Malam itu juga aku lakukan test
kehamilan. Awalnya hanya muncul 1 garis, lalu aku buang ke tempat sampah tanpa
menunggu lama. Setelah beberapa saat aku kembali penasaran dan mengambilnya
dari tempat sampah. Terkejutnya aku melihat hasil test menunjukan 2 garis,
namun dengan garis yang samar – samar. Masih belum puas dengan hasil test
tersebut.
Tanggal 24 September aku kembali
membeli test pack di apotik. Kali ini aku memutuskan untuk membeli yang lebih
mahal Sensitif Rp 35,000 di apotik yang sama. Mama mertua dan saudari iparku
menyarankan untuk melakukan test dipagi hari, walaupun di kemasan tertera bisa
dilakukan kapanpun.
Malam itu aku masih mengalami
gangguan tidur, terparah aku tidur pukul 24.00 WIB, namun terbangun dipukul
02.00 dan tak bisa lagi kembali terlelap, entah karena memang insomia atau
karena aku tak sabar hari esok untuk melakukan test, hehehe.
25 September aku melakukan test
kembali di jam 02.00 WIB. Sama seperti kemarin hanya 1 garis yang aku lihat.
Aku putuskan untuk mencoba tertidur, namun tak bisa juga. Saat kembali aku
lihat, 2 garis muncul kali ini lebih terlihat jelas.
Aku menemukan sebuah artikel yang
mengatakan penyebab hasil test pack samar – samar bisa juga karena sang ibu
memiliki riwayat kurang darah. Yup, that’s why kemarin hasil test-nya emang
terlihat samar, karena aku memang seorang yang memiliki keturunan anemia.
26 September, tepatnya hari ini
aku akan melakukan visit ke dokter kandungan. Semoga semua berjalan lancar.
Aminnnnn
Tidak ada komentar:
Posting Komentar