Selasa, 27 September 2016

25 September - I AM PREGNANT

“Yank, aku belum beli pembalut buat bulan ini.” Ucapku saat sedang berbelanja bulanan kepada suamiku.
“Pembalut? Emang kamu mens bulan ini? Bulan ini kan kamu hamil. Amin” Ucapnya seraya mengingatkanku untuk program kehamilanku.
“Amin. Tapi kalau aku mens nanti gimana? Ribet belinya.” Ucapku.
“Kamu harus yakin kalau kamu bulan ini pasti bakalan hamil. Percaya deh sama aku. Tuhan pasti kasih kita anak bulan ini. Berserah yank.” Ucap suamiku dengan nada lembutnya yang membuatku berfikir dan mulai yakin akan apa yang ia katakan. Akupun menuruti sarannya untuk tidak membeli pembalut.

9 – 11 September 2016 lalu aku sempat mengalami demam yang cukup tinggi, sekitar 38 – 39 derajat celcius. Seperti kebiasaan orang Indonesia lainnya, ibuku menyarankan dikerok. Setelah dikerok hasilnya memang merah, ibuku sempat mengatakan “Mungkin gejala mau hamil kali..”, aku hanya menjawab “Amin ma..”.

Aku dan suami resmi menikah semenjak 4 Juni 2016. Tepatnya 3 bulan yang lalu. Sebelum menikah aku memang tidak pernah memperhatikan siklus menstruasiku, hanya saja yang pasti setiap bulannya akan mundur 4 tanggal dai bulan sebelumnya. Misalnya bulan Mei 2016 tanggal 6, maka bulan Juni aku akan mentruasi ditangal 2 Juni, tapi terkadang bisa mundur atau maju beberapa hari. Hanya setelah menikah aku mulai mencatat siklus menstruasiku, dikarenakan kami memang ingin langsung program memiliki anak.

Umurku 24 tahun di bulan November ini.

Demamku segera reda setelah aku minum antibiotik Sanmol di hari ketiga, karena aku takut tidak bisa masuk bekerja di hari seninnya. Awalnya aku hanya mengira mungkin kelelahan, karena 2 hari sebelum demam terjadi, aku baru bergabung kembali dengan sanggar Aerobik. Aku perhatikan panas itu terjadi pada malam hari setelah pulang senam di tanggal 15 September. Namun keesokan harinya itu berulang, sampai empat hari. Untunglah di hari kelima suhu tubuhku sudah normal kembali.

Hari – hari berlanjut. Biasanya setelah aerobik aku tidak akan merasa lapar dan bisa menahan seandainyapun terasa lapar. Namun kali ini rasa lapar itu seperti tidak bisa tertahankan.

Di bulan September 2016 jadwal menstruasiku seharusnya jatuh ditanggal 20.

Suamiku melakukan perjalanan dinas di tanggal tersebut hingga 3 hari kedepan. Aku sempat takut kalau – kalau aku akan menstruasi saat suamiku di luar kota. Karena aku akan menjadi lebih sensitive thinking kalau sedang menstruasi. Suamiku hanya mengatakan, “Kamu gak akan mens kali bulan ini, kan hamil, gimana sih.” Aku hanya menjawabnya dengan “Amin, semoga aja ada kabar baik pas kamu lagi di Bontang yah.”
Beberapa hari berlalu, tanggal 20 tiba tidak ada tanda – tanda menstruasi yang aku rasakan, hanya ada kram perut yang kadang aku rasakan sudah beberapa hari lalu.

Tanggal 21 September aku mengalami gangguan tidur.

Tanggal 22 September aku memutuskan untuk membeli test pack kehamilan, karena hanya iseng / belum yakin aku akan hamil maka aku hanya membeli test pack Akurat hargannya hanya Rp 10,500 di apotik.
Malam itu juga aku lakukan test kehamilan. Awalnya hanya muncul 1 garis, lalu aku buang ke tempat sampah tanpa menunggu lama. Setelah beberapa saat aku kembali penasaran dan mengambilnya dari tempat sampah. Terkejutnya aku melihat hasil test menunjukan 2 garis, namun dengan garis yang samar – samar. Masih belum puas dengan hasil test tersebut.

Tanggal 24 September aku kembali membeli test pack di apotik. Kali ini aku memutuskan untuk membeli yang lebih mahal Sensitif Rp 35,000 di apotik yang sama. Mama mertua dan saudari iparku menyarankan untuk melakukan test dipagi hari, walaupun di kemasan tertera bisa dilakukan kapanpun.
Malam itu aku masih mengalami gangguan tidur, terparah aku tidur pukul 24.00 WIB, namun terbangun dipukul 02.00 dan tak bisa lagi kembali terlelap, entah karena memang insomia atau karena aku tak sabar hari esok untuk melakukan test, hehehe.

25 September aku melakukan test kembali di jam 02.00 WIB. Sama seperti kemarin hanya 1 garis yang aku lihat. Aku putuskan untuk mencoba tertidur, namun tak bisa juga. Saat kembali aku lihat, 2 garis muncul kali ini lebih terlihat jelas.
Aku menemukan sebuah artikel yang mengatakan penyebab hasil test pack samar – samar bisa juga karena sang ibu memiliki riwayat kurang darah. Yup, that’s why kemarin hasil test-nya emang terlihat samar, karena aku memang seorang yang memiliki keturunan anemia.


26 September, tepatnya hari ini aku akan melakukan visit ke dokter kandungan. Semoga semua berjalan lancar. Aminnnnn